Setiap orang punya makanan favoritnya masing-masing. Makanan yang menurut seseorang paling enak, belum tentu disukai oleh orang lain. Ini wajar, karena sifat dan karakter orang memang berbeda-beda. Tapi tahukah Anda bahwa perbedaan selera makanan dan perbedaan karakter tersebut ternyata berkaitan erat? Ini berarti kita bisa menebak karakter seseorang dari makanan favoritnya dan sebaliknya, kita bisa menebak makanan favorit seseorang yang karakternya sudah kita kenal baik.
Untuk tidak berlama-lama,
blog paling keren ini akan sedikit membuka
rahasia bagaimana kita bisa secara jitu menebak karakter seseorang melalui makanan favoritnya.
1.
Bakso; Mari kita tinjau bakso ini dari sudut pandang ilmiah. Bakso adalah makanan yang hampir disukai oleh semua orang. Terbuat dari daging dan bentuknya bulat. Ada yang teksturnya halus, ada juga yang kasar. Beberapa diantaranya berisi telur. Biasanya bakso ini dicampur dalam satu mangkok bersama mie. Kadang ada tambahan sayuran seperti irisan kol, sawi dan daun bawang. Ada yang suka baksonya perawan tanpa dimodifikasi, ada juga yang suka menambahkan jeruk nipis, kecap, saos tomat, sambel tumis hingga kacang goreng bahkan ketupat atau buras. Padahal sudah pake mie…ckckck…
Sistematika memakan semangkok bakso juga berbeda-beda setiap orangnya. Tapi umumnya, orang memulai dengan mencoba sesendok kuahnya dulu untuk melakukan identifikasi awal apa-apa saja yang kurang. Setelah itu dilanjutkan dengan menambahkan bumbu-bumbu yang dirasa perlu. Nah, walaupun dalam proses memulai makan bakso setiap orang punya style yang berbeda, hampir bisa dipastikan mereka mengakhirinya dengan metode yang persis sama, yaitu menyisakan bakso terbesar (yang disinyalir berisi telur) sebagai penutup keseluruhan ritual tersebut. Ngaku sajalah, Anda pasti begitu…
Untuk tidak menambah rasa ngiler Anda, kita langsung saja pada intinya.
Dari penjelasan diatas, bisa disimpulkan bahwa mereka yang menjadikan bakso sebagai makanan favoritnya punya karakter luwes, ceria dan pintar bergaul. Kesimpulan tersebut diambil dari bentuk bakso yang umumnya bulat, menandakan fleksibilitas. Bahasa ilmiahnya, mereka adalah
sanguinis.
2.
Sate; Ini adalah salah satu makanan yang juga banyak penggemarnya. Sate adalah daging cincang panggang yang ditusuk dengan sebilah lidi. Daging yang digunakan untuk membuat sate bisa berupa daging ayam atau kambing. Cocolannya pun beraneka ragam. Kadang saos kacang, bisa juga sambel kecap. Berbeda dengan bakso yang lebih sering disertai mie, sate hadir dengan lontong.
Sistematika memakan sate tidak berbeda satu dengan lainnya, sama-sama dimulai dari ujung lidi yang pendek, yaitu ujung yang daging satenya paling dekat. Penulis tidak pernah mendapati seorangpun pemakan sate yang mulai makan dari ujung lidi yang panjang. Entah kenapa bisa demikian, sulit menemukan alasan yang masuk akal…
Nah, dari paparan diatas, bisa disimpulkan bahwa pendoyan sate adalah mereka yang punya karakter serba rapi dan teratur. Mereka adalah orang-orang yang sistematis dan selalu memastikan segala sesuatunya dimulai dari awal yang benar. Mereka adalah para
melankolis.
3.
Nasi Goreng; Kedengarannya memang aneh, kenapa ada orang yang menjadikan nasi goreng sebagai makanan favoritnya. Tapi boleh percaya boleh tidak, cukup banyak orang yang ketika ditanya apa makanan favoritnya, mereka akan menjawab nasi goreng. Walaupun sudah diberi waktu cukup lama untuk memikirkan dan merevisi jawaban itu, mereka tetap setia dengan nasi goreng. Padahal kalau ditilik dari elemen pembentuk dan proses pembuatan makanan ini yang cukup sederhana, hampir tidak ada yang istimewa dari nasi goreng. Nasi goreng adalah nasi yang digoreng. Kalau Anda punya nasi dan bisa menggoreng, Anda bisa membuat nasi goreng. Nasi itu tinggal digoreng. Gampang.
Tapi mungkin karena kesederhanaannya itulah yang membuat nasi goreng digemari oleh orang yang memiliki karakter tertentu. Biasanya kemanapun orang-orang ini pergi, baik ke warung makan pinggir jalan sampai ke restoran nyaman yang mahal, mereka tetap memesan nasi goreng. Sampai-sampai standar kuliner mereka begitu berpatokan sama yang namanya nasi goreng. Bagi mereka, rumah makan tanpa nasi goreng adalah rumah makan yang buruk.
Pelayan: “Mau pesan apa, pak?”
Pelanggan: “Nasi goreng!” tanpa melihat menu…
Tidak ada cara khusus untuk mengembat nasi goreng. Kita bisa memakannya dengan berbagai cara. Pake sendok atau pake tangan, semua sah-sah saja. Inilah sebenarnya yang menjadi daya tarik utama nasi goreng. Dapat dibuat dan disajikan dengan cepat, kemudian dihabiskan lebih cepat lagi. Tentunya Anda sudah bisa menebak karakter orang yang memfavoritkan nasi goreng, yaitu mereka yang bersifat praktis, simple, tidak menyukai hal-hal yang rumit dan yang terpenting adalah mereka ini ingin menyelesaikan segala dengan cepat namun tetap mendapatkan hasil yang diinginkan (dalam konteks makanan yaitu kenyang). Mereka adalah para
kholeris.
4.
Gado-gado; Makanan ini mayoritas terbuat dari sayuran yang direbus seperti kangkung, bayam, tauge, daun kol dengan tambahan tahu, tempe, kerupuk, emping dan kadang lontong. Isi dari seporsi gado-gado sangat beragam, tergantung kreatifitas pembuatnya. Gado-gado begitu populer sehingga memiliki banyak varian yang seiring berjalannya waktu, masing-masing dari varian tersebut merdeka dan memiliki nama sendiri seperti pecel dan karedok. Pada dasarnya, gado-gado adalah salad-nya orang Indonesia.
Tidak banyak yang bisa dikatakan mengenai gado-gado, sama halnya tidak banyak yang bisa dikatakan tentang pendoyan makanan ini. Mereka yang memfavoritkan gado-gado memiliki sifat tenang, tidak mudah terpengaruh suasana. Seperti lirik lagu grup band Dewa, “di dalam keramaian aku masih merasa sepi…”, seperti itulah jiwa seorang penikmat gado-gado sejati. Tidak peduli seribut dan seramai apapun suasana di sekitarnya, mereka tetap dan damai. Anteng, seolah-olah tidak ada apa-apa yang terjadi. No ekspresi, cenderung hampa.
Mereka cinta damai dan tidak tertarik dengan tontonan kekerasan seperti pertandingan tinju maupun film Ksatria Baja Hitam. Istilah khusus buat orang-orang seperti ini adalah
phlegmatis.
Nah, setelah Anda mengetahui dan menguasai keterampilan istimewa ini, saya harapkan Anda bisa menggunakannya untuk hal-hal yang berguna, contohnya untuk bercanda dan lucu-lucuan. Saya pun tidak mengharapkan Anda percaya begitu saja isi artikel ini, karena jujur saja saya menulis ini karena iseng kurang kerjaan sambil nunggu siaran langsung sepakbola.
Kalau Anda merasa tidak mendapatkan sesuatu yang berharga setelah membaca artikel ini, jujur saja sayapun merasa buang-buang waktu menulisnya. Dan anehnya lagi, saya masih melanjutkan menulis sampai sejauh ini. Bahkan saya menambah satu kalimat lagi. Ckckckck…
M Luthfi Andika - detikOto
Sistematika memakan semangkok bakso juga berbeda-beda setiap orangnya. Tapi umumnya, orang memulai dengan mencoba sesendok kuahnya dulu untuk melakukan identifikasi awal apa-apa saja yang kurang. Setelah itu dilanjutkan dengan menambahkan bumbu-bumbu yang dirasa perlu. Nah, walaupun dalam proses memulai makan bakso setiap orang punya style yang berbeda, hampir bisa dipastikan mereka mengakhirinya dengan metode yang persis sama, yaitu menyisakan bakso terbesar (yang disinyalir berisi telur) sebagai penutup keseluruhan ritual tersebut. Ngaku sajalah, Anda pasti begitu…
Sistematika memakan sate tidak berbeda satu dengan lainnya, sama-sama dimulai dari ujung lidi yang pendek, yaitu ujung yang daging satenya paling dekat. Penulis tidak pernah mendapati seorangpun pemakan sate yang mulai makan dari ujung lidi yang panjang. Entah kenapa bisa demikian, sulit menemukan alasan yang masuk akal…
Tapi mungkin karena kesederhanaannya itulah yang membuat nasi goreng digemari oleh orang yang memiliki karakter tertentu. Biasanya kemanapun orang-orang ini pergi, baik ke warung makan pinggir jalan sampai ke restoran nyaman yang mahal, mereka tetap memesan nasi goreng. Sampai-sampai standar kuliner mereka begitu berpatokan sama yang namanya nasi goreng. Bagi mereka, rumah makan tanpa nasi goreng adalah rumah makan yang buruk.
Tidak banyak yang bisa dikatakan mengenai gado-gado, sama halnya tidak banyak yang bisa dikatakan tentang pendoyan makanan ini. Mereka yang memfavoritkan gado-gado memiliki sifat tenang, tidak mudah terpengaruh suasana. Seperti lirik lagu grup band Dewa, “di dalam keramaian aku masih merasa sepi…”, seperti itulah jiwa seorang penikmat gado-gado sejati. Tidak peduli seribut dan seramai apapun suasana di sekitarnya, mereka tetap dan damai. Anteng, seolah-olah tidak ada apa-apa yang terjadi. No ekspresi, cenderung hampa.
- Follow Us on Twitter!
- "Join Us on Facebook!
- RSS
Contact